05 Nov 2008 -
Aku tak pernah berfikir, sekalipun membayangkan ketika harus berpisah denganmu.
Beribu bahkan jutaan pertanyaan menggantung dalam otakku, mengapa kamu harus pergi meninggalkanku.
Ini tidak mudah bagiku harus melupakan kebiasaan tentang kebersamaan kita.
Ditambah lagi aku dihadapkan pada momen yg mengharuskan kita bertemu.
Aku berusaha bertahan sekuat mungkin untuk tidak merindukanmu.
Tapi, selembar foto itu terus memaksaku untuk mengingatmu.
Tanpa sadar otakku mulai memutar gambaran tentang kita.
Gambaran yang sedikit membawa luka walaupun saat itu kita sedang bahagia.
Satu kata yang keluar dari mulutmu mampu membuat bibirku mengembang.
Halusnya tutur katamu, sikapmu dan pola pikirmu membuatku betah untuk berdua denganmu, dimanapun itu.
Ketika momen berdua kita bercanda dan sedikit berbicara cinta, Saat itu juga kamu berucap "Aku ingin kita selamanya seperti ini..."
Beribu bahkan jutaan pertanyaan menggantung dalam otakku, mengapa kamu harus pergi meninggalkanku.
Ini tidak mudah bagiku harus melupakan kebiasaan tentang kebersamaan kita.
Ditambah lagi aku dihadapkan pada momen yg mengharuskan kita bertemu.
Aku berusaha bertahan sekuat mungkin untuk tidak merindukanmu.
Tapi, selembar foto itu terus memaksaku untuk mengingatmu.
Tanpa sadar otakku mulai memutar gambaran tentang kita.
Gambaran yang sedikit membawa luka walaupun saat itu kita sedang bahagia.
Satu kata yang keluar dari mulutmu mampu membuat bibirku mengembang.
Halusnya tutur katamu, sikapmu dan pola pikirmu membuatku betah untuk berdua denganmu, dimanapun itu.
Ketika momen berdua kita bercanda dan sedikit berbicara cinta, Saat itu juga kamu berucap "Aku ingin kita selamanya seperti ini..."